Bobibos Jadi Sorotan, BBM Nabati RON 98 Buatan Anak Bangsa yang Viral
Bobibos menarik perhatian publik setelah diklaim sebagai BBM nabati berkualitas tinggi dan RON 98, sementara proses uji dan sertifikasi pemerintah masih berlangsung.
Klaim utama yang membuat Bobibos viral tidak hanya terletak pada RON 98 yang setara dengan Pertamax Turbo, tetapi juga pada fakta bahwa bahan bakar ini sepenuhnya dibuat dari bahan nabati lokal. Pengembang menyebut terdapat dua varian, yaitu bensin dan solar nabati, yang telah diuji pada sejumlah kendaraan mulai dari sepeda motor Honda BeAT hingga mobil diesel seperti Nissan Navara. Hasil awal menunjukkan mesin dapat menyala normal dengan emisi yang disebut sangat minim.
Fenomena Bobibos mendapatkan perhatian besar dari warganet karena narasi ramah lingkungan serta potensi kemandirian energi yang diusungnya. Dalam unggahan resmi, pihak Bobibos mengklaim bahwa bahan bakar ini memanfaatkan tumbuhan dan limbah pertanian seperti jerami sebagai bahan utama. Narasi tersebut membuat produk ini semakin menarik karena membuka harapan baru dalam mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang selama ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia.
Namun, di tengah euforia publik, pemerintah mengingatkan bahwa setiap inovasi bahan bakar harus melalui serangkaian uji ketat sebelum dinyatakan aman. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menyampaikan apresiasi terhadap upaya Bobibos sebagai karya anak bangsa, tetapi menegaskan bahwa proses sertifikasi BBM membutuhkan waktu panjang. Menurutnya, pengujian kelayakan bahan bakar hingga dinyatakan siap edar membutuhkan waktu minimal delapan bulan dan melibatkan lembaga pengujian resmi seperti Lemigas.
Laode juga menegaskan bahwa informasi mengenai Bobibos yang disebut sudah bersertifikasi tidak benar. Ia menjelaskan bahwa Bobibos memang telah mengajukan uji laboratorium, tetapi hasilnya baru berupa laporan teknis awal dan bukan izin edar. Pemerintah ingin memastikan bahwa bahan bakar alternatif seperti Bobibos aman digunakan oleh berbagai jenis kendaraan dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi mesin maupun lingkungan dalam jangka panjang.
Sementara itu, sejumlah pegiat otomotif serta konsumen menyampaikan kekhawatiran terkait transparansi formulasi Bobibos. Beberapa pertanyaan muncul mengenai sifat kimia bahan bakar nabati, terutama risiko korosi, pengaruh pada komponen karet dan plastik di kendaraan lama, hingga stabilitas bahan bakar saat disimpan dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut menjadi penting karena biofuel memiliki struktur molekul yang berbeda dengan BBM berbasis fosil, sehingga memerlukan pengujian mendalam sebelum dipasarkan luas.
0 Komentar