Serayupos.com – Produk bahan bakar bernama Bobibos mendadak ramai diperbincangkan publik setelah dikenalkan kepada masyarakat pada awal November 2025. Bobibos atau Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos diklaim sebagai bahan bakar minyak berbasis nabati dengan angka oktan tinggi mencapai RON 98. Peluncuran produk ini dilakukan pada 2 November 2025 di Samarinda, sementara proses produksi massalnya masih menunggu kesiapan fasilitas manufaktur serta kelengkapan izin dari pemerintah.

Menurut keterangan pendirinya, M. Ikhlas, Bobibos saat ini belum dipasarkan secara bebas karena perusahaan masih menyiapkan proses produksi serta distribusi. Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram resmi @bobibos_ pada 10 November 2025, Ikhlas menjelaskan bahwa pihaknya sedang membangun fasilitas piloting manufaktur di Jawa dan menargetkan pabrik produksi dapat hadir di berbagai provinsi. Ia juga membuka peluang bagi masyarakat yang ingin menjadi distributor resmi meski skema kerjasamanya belum diumumkan secara rinci.

Klaim utama yang membuat Bobibos viral tidak hanya terletak pada RON 98 yang setara dengan Pertamax Turbo, tetapi juga pada fakta bahwa bahan bakar ini sepenuhnya dibuat dari bahan nabati lokal. Pengembang menyebut terdapat dua varian, yaitu bensin dan solar nabati, yang telah diuji pada sejumlah kendaraan mulai dari sepeda motor Honda BeAT hingga mobil diesel seperti Nissan Navara. Hasil awal menunjukkan mesin dapat menyala normal dengan emisi yang disebut sangat minim.

Fenomena Bobibos mendapatkan perhatian besar dari warganet karena narasi ramah lingkungan serta potensi kemandirian energi yang diusungnya. Dalam unggahan resmi, pihak Bobibos mengklaim bahwa bahan bakar ini memanfaatkan tumbuhan dan limbah pertanian seperti jerami sebagai bahan utama. Narasi tersebut membuat produk ini semakin menarik karena membuka harapan baru dalam mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang selama ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia.

Namun, di tengah euforia publik, pemerintah mengingatkan bahwa setiap inovasi bahan bakar harus melalui serangkaian uji ketat sebelum dinyatakan aman. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menyampaikan apresiasi terhadap upaya Bobibos sebagai karya anak bangsa, tetapi menegaskan bahwa proses sertifikasi BBM membutuhkan waktu panjang. Menurutnya, pengujian kelayakan bahan bakar hingga dinyatakan siap edar membutuhkan waktu minimal delapan bulan dan melibatkan lembaga pengujian resmi seperti Lemigas.

Laode juga menegaskan bahwa informasi mengenai Bobibos yang disebut sudah bersertifikasi tidak benar. Ia menjelaskan bahwa Bobibos memang telah mengajukan uji laboratorium, tetapi hasilnya baru berupa laporan teknis awal dan bukan izin edar. Pemerintah ingin memastikan bahwa bahan bakar alternatif seperti Bobibos aman digunakan oleh berbagai jenis kendaraan dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi mesin maupun lingkungan dalam jangka panjang.

Sementara itu, sejumlah pegiat otomotif serta konsumen menyampaikan kekhawatiran terkait transparansi formulasi Bobibos. Beberapa pertanyaan muncul mengenai sifat kimia bahan bakar nabati, terutama risiko korosi, pengaruh pada komponen karet dan plastik di kendaraan lama, hingga stabilitas bahan bakar saat disimpan dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut menjadi penting karena biofuel memiliki struktur molekul yang berbeda dengan BBM berbasis fosil, sehingga memerlukan pengujian mendalam sebelum dipasarkan luas.

Penjelasan ilmiah mengenai sifat biofuel memperlihatkan bahwa kandungan oksigen yang lebih tinggi dapat memengaruhi karakter pembakaran. Hal ini membuat proses verifikasi kualitas menjadi sangat penting. Biofuel harus melalui uji resistansi material, pengukuran emisi, serta simulasi penggunaan jangka panjang untuk memastikan keamanan. Proses uji tersebut umumnya ditangani lembaga resmi seperti Lemigas atau Balai Besar Teknologi Energi.

Di sisi lain, antusiasme publik terhadap Bobibos menunjukkan besarnya harapan terhadap inovasi energi terbarukan lokal. Kombinasi narasi viral, klaim performa tinggi, dan aroma nasionalisme membuat produk ini cepat menjadi bahan perbincangan. Meski demikian, para pakar mengingatkan bahwa euforia tidak boleh mengalahkan kehati-hatian, terutama karena BBM menyangkut keselamatan, performa kendaraan, dan kepatuhan terhadap standar energi nasional.

Ke depan, Bobibos masih menunggu hasil uji resmi serta penilaian dari pemerintah. Jika semua proses verifikasi berjalan lancar, produk ini berpotensi menjadi alternatif BBM ramah lingkungan yang dapat membantu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil. Namun, hingga izin edar resmi dikeluarkan, masyarakat diimbau tetap menunggu klarifikasi teknis dan sertifikasi final sebelum menggunakan produk tersebut secara luas.