Museum Kailasa memiliki tiga bangunan utama yang masing-masing memiliki fungsi berbeda. Bangunan pertama digunakan untuk menyimpan benda-benda cagar budaya, seperti batu prasasti, arca, dan relief dari candi-candi sekitar. Bangunan kedua berfungsi sebagai ruang pameran dan pemutaran film dokumenter yang menampilkan kisah penemuan situs-situs bersejarah di Dieng. Sementara bangunan ketiga digunakan sebagai ruang pertunjukan dan aula pertemuan untuk kegiatan seni, budaya, dan edukasi masyarakat.

Selain bagian dalam museum, area halamannya juga menawarkan daya tarik tersendiri. Di halaman depan, terdapat gazebo-gazebo kecil yang bisa digunakan pengunjung untuk beristirahat sambil menikmati udara segar khas pegunungan. Dari area tertinggi museum, wisatawan dapat menikmati panorama hamparan perbukitan Dieng yang diselimuti kabut putih, menciptakan pemandangan yang begitu fotogenik. Tak heran, lokasi ini sering menjadi spot favorit bagi wisatawan yang ingin mengabadikan momen liburan dengan latar belakang alam yang menakjubkan.

Menurut pengelola, Museum Kailasa juga menjadi destinasi edukasi populer bagi anak-anak sekolah dan rombongan wisata keluarga. Melalui pameran interaktif dan tayangan dokumenter, pengunjung diajak mengenal sejarah dan budaya masyarakat Dieng secara lebih mendalam. Beberapa sekolah bahkan menjadikan museum ini sebagai lokasi kunjungan wajib dalam program wisata edukatif tahunan. “Anak-anak bisa belajar sejarah secara langsung sambil menikmati pemandangan alam. Ini cara belajar yang menyenangkan sekaligus memperkuat kecintaan terhadap warisan budaya bangsa,” kata salah satu pemandu wisata lokal.