Serayupos.com – Isu mengenai dugaan ijazah palsu milik mantan Presiden Joko Widodo kembali mendapat sorotan publik setelah pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menyatakan bahwa polemik tersebut dianggap telah selesai. Pernyataan itu disampaikan Ikrar melalui kanal YouTube miliknya pada Senin 17 November 2025, di mana ia menjelaskan bahwa Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Tifauzia Tyassuma atau yang dikenal sebagai Dokter Tifa, telah menutup pembahasan mengenai tuduhan ijazah palsu Jokowi. Menurutnya, kelompok tersebut kini mengalihkan perhatian pada riwayat pendidikan Gibran Rakabuming Raka yang dianggap memiliki sejumlah kejanggalan di Indonesia maupun luar negeri.

Dalam pernyataannya, Ikrar menjelaskan bahwa terbitnya buku berjudul Jokowi’s White Paper menjadi penanda akhir perdebatan mengenai ijazah Jokowi. Buku tersebut dikatakan telah menjawab berbagai tuduhan yang selama ini dilontarkan oleh kelompok kritis terhadap Jokowi. Ikrar juga menegaskan bahwa Roy Suryo dan tim tidak terbukti melakukan manipulasi atau pemalsuan dokumen sebagaimana dituduhkan penyidik Polda Metro Jaya. Berbagai tuduhan yang sebelumnya diarahkan kepada mereka disebut tidak memiliki dasar kuat yang dapat dibuktikan secara hukum.

Pada bagian lain pernyataannya, Ikrar menyoroti fokus baru Roy Suryo dan kawan-kawan yang kini lebih banyak mengulik isu pendidikan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden. Ia menyebut bahwa kelompok ini tengah menyuarakan dugaan ketidakteraturan dokumen pendidikan Gibran, terutama saat menempuh pendidikan di Singapura, Australia, serta Indonesia. Salah satu bukti fokus baru tersebut ditandai dengan munculnya buku berjudul Gibran End Game: Wapres Tak Lulus SMA karya Rismon Sianipar, yang berisi rangkaian klaim mengenai perjalanan pendidikan Gibran.

Ikrar menegaskan bahwa buku tersebut secara eksplisit membahas berbagai persoalan akademik yang dianggap janggal. Meski demikian, ia tidak memerinci lebih jauh apa saja temuan yang disampaikan dalam buku tersebut, serta belum ada tanggapan resmi dari pihak Gibran terkait klaim yang dimuat. Perdebatan mengenai validitas dokumen pendidikan Gibran sendiri bukan isu baru, karena sebelumnya juga pernah muncul dalam perbincangan publik saat Gibran menjadi calon wakil presiden pada Pemilu 2024.

Selain membahas pendidikan Gibran, Ikrar juga mengungkapkan bahwa kelompok Roy Suryo tengah menyiapkan buku lain yang diberi judul The Dark Life of Joko Widodo. Menurutnya, buku tersebut akan mengupas riwayat masa kecil hingga silsilah keluarga Jokowi dengan pendekatan sejarah, budaya, dan kultur. Ikrar menyebut bahwa buku itu digadang-gadang dapat membuka rangkaian informasi baru yang disebut akan mengubah cara publik memandang perjalanan hidup Jokowi beserta keluarganya.

Dalam penjelasannya, Ikrar menyampaikan bahwa proses penyusunan buku tersebut tengah berlangsung dan memerlukan penelitian mendalam. Buku itu diklaim akan mengungkap hal-hal yang belum pernah diketahui publik sebelumnya. Meskipun demikian, ia tidak menjelaskan sejauh mana validitas data yang digunakan atau sumber apa saja yang dijadikan rujukan dalam proses penulisan. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Jokowi terkait rencana penerbitan buku tersebut.

Pergeseran fokus Roy Suryo dan tim dari isu ijazah Jokowi menuju penelusuran riwayat pendidikan Gibran menunjukkan dinamika perdebatan politik yang terus berkembang di ruang publik. Ikrar menilai bahwa langkah tersebut merupakan strategi baru untuk menggali hal-hal yang dianggap masih menyimpan pertanyaan besar dalam perjalanan keluarga Jokowi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa setiap tuduhan yang dilontarkan harus tetap diuji secara hukum agar tidak menimbulkan kekeliruan informasi di tengah masyarakat.

Pada akhir pernyataannya, Ikrar menyebut bahwa diskursus mengenai dokumentasi pendidikan pejabat negara akan terus menjadi isu strategis, terutama menjelang tahun politik dan dinamika pemerintahan baru. Ia berharap masyarakat tetap kritis, tetapi juga berhati-hati dalam menerima informasi, terutama yang dapat memengaruhi persepsi publik terhadap figur politik secara keseluruhan. Hingga artikel ini ditulis, belum ada klarifikasi resmi dari pihak Gibran ataupun keluarga Jokowi mengenai klaim yang tengah berkembang.