Ancaman Banjir Bandang Mengintai Tambang Lereng Gunung Slamet Banyumas
Ahli Unsoed menilai metode penambangan di Baseh Banyumas berisiko memicu longsor dan akumulasi air yang dapat berkembang menjadi banjir bandang di lereng Gunung Slamet.
Tambang seluas 9,4 hektar tersebut diketahui memproduksi batu granodiorit untuk berbagai proyek pembangunan seperti jalan, trotoar, serta kebutuhan konstruksi lain di wilayah Banyumas dan sekitarnya. Material granodiorit yang dihasilkan menjadi salah satu komponen penting dalam proyek infrastruktur pemerintah maupun swasta. Karena itu, penghentian sementara operasi tambang ini dinilai berdampak pada suplai bahan bangunan di kawasan setempat.
Ke depan, pemerintah daerah menegaskan bahwa setiap aktivitas tambang di lereng Gunung Slamet harus diawasi lebih ketat. Pengawasan tidak hanya mencakup perizinan, tetapi juga penerapan teknis di lapangan. Pemerintah berharap kasus Baseh dapat menjadi contoh pentingnya disiplin dalam menerapkan standar keselamatan agar risiko bencana bisa diminimalkan. Warga juga diimbau tetap waspada dan melaporkan bila menemukan aktivitas tambang yang dinilai membahayakan.
Lingkup pengawasan yang lebih tegas dan penerapan metode penambangan yang tepat diharapkan mampu menjaga keamanan lereng Gunung Slamet dari ancaman longsor dan banjir bandang. Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan pengelola tambang, risiko kerusakan lingkungan dapat ditekan sehingga masyarakat Banyumas tetap merasa aman.
0 Komentar