Selain menghadapi masalah internal, status Waduk Mrica sebagai salah satu bendungan terpanjang di Asia Tenggara juga mulai kehilangan pengaruhnya karena banyak negara di kawasan Asia membangun bendungan baru dengan kapasitas dan ukuran lebih besar. Hal ini menambah urgensi bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk menjaga eksistensi Waduk Mrica sebagai aset strategis nasional. Tanpa intervensi serius, waduk ini berpotensi kehilangan perannya sebagai infrastruktur kebanggaan Banjarnegara.

Sejumlah upaya telah dilakukan, seperti penanaman pohon dan penguatan lahan di sekitar daerah hulu. Namun langkah tersebut dinilai belum cukup untuk mengatasi persoalan besar yang sudah berlangsung puluhan tahun. Para pemerhati lingkungan dan pengelola sumber daya air menilai bahwa pemulihan Waduk Mrica membutuhkan pendekatan komprehensif yang melibatkan kolaborasi lintas sektor agar masalah sedimentasi dapat ditekan secara signifikan.